Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa, salah satunya adalah Tarsius. Hewan unik berukuran kecil ini dikenal dengan mata bulatnya yang besar, kaki belakang yang panjang, dan kemampuan melompat yang mengagumkan. Sebagai primata nokturnal, Tarsius menghabiskan sebagian besar waktunya di malam hari untuk berburu serangga. Keunikan fisik dan perilakunya menjadikan Tarsius sebagai salah satu hewan unik yang menarik perhatian para ilmuwan dan pecinta alam.
Ciri paling mencolok dari hewan unik Tarsius adalah matanya yang sangat besar dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Bahkan, diameter setiap bola mata Tarsius hampir sama dengan ukuran otaknya. Mata besar ini sangat sensitif terhadap cahaya, membantu mereka melihat dengan jelas dalam kegelapan malam saat berburu. Meskipun memiliki penglihatan malam yang luar biasa, Tarsius tidak dapat menggerakkan bola matanya. Untuk melihat ke arah lain, mereka harus memutar seluruh kepalanya hingga 180 derajat hingga memutar ke belakang.
Selain mata yang unik, Tarsius juga memiliki kaki belakang yang sangat panjang, terutama tulang tarsalnya (tulang pergelangan kaki) yang memanjang, menjadi asal-usul nama mereka. Kaki belakang yang kuat ini memungkinkan Tarsius melompat dengan jarak yang jauh melebihi ukuran tubuhnya. Mereka dapat melompat dari satu pohon ke pohon lain dengan gerakan yang cepat dan akurat untuk mencari mangsa atau menghindari predator. Tarsius umumnya adalah karnivora, dengan serangga seperti jangkrik, belalang, dan kumbang sebagai makanan utama mereka.
Hewan unik ini tersebar di beberapa wilayah di Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan beberapa pulau kecil lainnya), Filipina, dan Malaysia. Setiap spesies Tarsius memiliki sedikit perbedaan dalam ukuran, warna bulu, dan preferensi habitat. Sayangnya, banyak spesies Tarsius menghadapi ancaman kepunahan akibat hilangnya habitat hutan, perburuan ilegal, dan perdagangan hewan peliharaan. Upaya konservasi sangat penting untuk melindungi hewan unik ini dan habitat alaminya. Tarsius bukan hanya sekadar hewan unik dengan penampilan yang menggemaskan, tetapi juga merupakan bagian penting dari ekosistem hutan tropis Asia Tenggara.