Pembelajaran Vokasi Kelautan: Prioritaskan Porsi Praktik 70 Persen untuk Kesiapan Kerja

Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan siap kerja. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pembelajaran vokasi kelautan didesain dengan penekanan kuat pada aspek praktik. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara konsisten menerapkan sistem pendidikan yang memprioritaskan porsi praktik sebesar 70 persen, sementara 30 persen lainnya dialokasikan untuk teori. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap lulusan memiliki bekal kemampuan yang memadai untuk langsung terjun ke dunia kerja.

Filosofi di balik model pembelajaran vokasi kelautan ini adalah “belajar sambil bekerja” atau learning by doing. Mahasiswa tidak hanya mendapatkan pemahaman konseptual di kelas, tetapi juga mengaplikasikan langsung pengetahuan tersebut dalam situasi riil di laboratorium, kapal praktik, atau unit produksi perikanan. Misalnya, di Politeknik KP Sidoarjo, mahasiswa secara aktif terlibat dalam kegiatan budidaya, pengolahan hasil perikanan, hingga manajemen logistik, sehingga mereka familiar dengan operasional industri yang sebenarnya.

Implementasi porsi praktik yang dominan ini merupakan respons terhadap masukan dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Industri membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan teknis yang mumpuni, mampu beradaptasi dengan teknologi terbaru, dan memiliki etos kerja yang baik. Dengan fokus pada praktik, pembelajaran vokasi kelautan secara efektif menjembatani kesenjangan antara teori di kampus dan tuntutan di lapangan.

Sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), satuan pendidikan KKP juga secara aktif menerima mahasiswa untuk program magang. Sebagai contoh konkret, pada tanggal 14 Januari 2024, Lembaga Riset dan Mutu Produk Hasil Perikanan (LRMPHP) menerima 29 mahasiswa Politeknik KP Sidoarjo untuk magang. Pengalaman ini memungkinkan mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan profesional di industri, memahami dinamika pasar, dan mengasah keterampilan yang relevan dengan kebutuhan perusahaan.

Menurut data yang dirilis oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) pada hari Rabu, 15 Mei 2024, pukul 10:00 WIB, tingkat serapan lulusan pendidikan vokasi KKP di industri mencapai 85% pada tahun 2023. Hal ini merupakan indikator keberhasilan dari pendekatan 70% praktik dan 30% teori. Kepala BRSDM KP, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P., dalam sebuah wawancara di Jakarta, menyatakan, “Fokus pada praktik adalah kunci utama dalam pembelajaran vokasi kelautan kami untuk memastikan lulusan siap kerja dan berkontribusi langsung pada sektor perikanan nasional.” Komitmen terhadap porsi praktik yang tinggi ini adalah investasi strategis untuk mencetak SDM kelautan dan perikanan yang berkualitas, profesional, dan berdaya saing global.